Minggu, 13 November 2016

Analisis Kasus / Masalah SDM

Nama              : Astri Kartikasari
Kelas               : 3PA11
Mata Kuliah  : Psikologi Managemen

Study Kasus “ Human Resource” Manajemen Sumber Daya Manusia

KASUS PERTAMA (Masalah Internal) :
Departemen SDM mungkin sudah terlalu sering dipusingkan dengan masalah ketidakdisiplinan yang terjadi di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Masalah kedisiplinan ini memang sangat sulit untuk dihindarkan, karena hampir disemua organisasi ada saja orang-orang yang biasa menyimpang dari prosedur atau peraturan yang berlaku. Akan tetapi bagaimana jika masalah kedisiplinan ini malah menjadi boomerang bagi departemen SDM itu sendiri?

ANALISA KASUS :
Para karyawan yang sering datang terlambat dengan berbagai alasan, mungkin dapat dimaklumi dan dipahami oleh Manager HR. Akan tetapi, jika hal tersebut terjadi berulang-ulang dan cenderung sering maka tidak mungkin ditolerir lagi. Apalagi jika itu dialami oleh karyawan yang sama setiap harinya. Namun, dengan tidak adanya tindakan yang tegas atau hukuman yang sepadan seperti pemotongan gaji dan surat peringatan, maka karyawan tidak akan pernah memperdulikan hal tersebut. Sementara berbagai kebijakan tentang jam kerja dan segala pelanggaran serta konsekuensinya sudah diatur dalam pertauran perusahaan. Tetapi peraturan hanya tinggal peraturan yang tidak pernah direalisasikan.

LANDASAN TEORI :
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ialah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Didalam suatu organisasi atau perusahaan, peran departemen yang menangani masalah sumber daya manusia sangatlah kompleks. Hasil dari kerja mereka akan menjadi tolok ukur kualitas dari masing-masing karyawan dan kesuksesan yang dapat diraih oleh perusahaan dengan SDM yang mereka miliki. Bagian MSDM memiliki banyak tanggungjawab yang harus mereka jalani. Salah satunya yang sesuai dengan kasus diatas yaitu tanggung jawab MSDM dalam mendirikan dan mengelola kebijakan perrsonil. Maksudnya adalah kemajuan suatu organisasi atau perusahaan bergantung pada departemen HR mereka untuk membantu menetapkan kebijakan yang terkait dengan perekrutan, disiplin, promosi, manfaat, dan kegiatan lainnya.

PEMBAHASAN :
Berbicara tentang kedisiplinan memang tidak akan ada habisnya, terutama kedisiplinan para karyawan disuatu organisasi atau perusahaan. Berbagai peringatan mungkin telah banyak diberikan oleh pihak manajemen terutama bagian sumber daya manusia (HR Department).  Akan tetapi, hal itu bukan menjadi masalah bagi sebagian karyawan yang memang tidak pernah menanamkan sikap disiplin dalam dirinya. Sebagai contoh, di PT. SB sudah 2 tahun terakhir ini masalah ketidakdisiplinan karyawan menjadi sorotan besar bagi para jajaran Direksi. Beberapa karyawan datang ke kantor tidak lagi sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terlambat  setengah hingga 1 jam setiap harinya (dengan atau tanpa izin atasan). HR Department membuat laporan mengenai presentase keterlambatan karyawan sebagai bahan laporan dan evaluasi untuk setiap Department Head. Akan tetapi, laporan yang disajikan tidak sesuai dengan apa yang ada dan terdapat kejanggalan dalam laporan tersebut. Mereka memaparkan presentase keterlambatan semua departemen kecuali HR Department. Hal itu membuat geram para karyawan karena terjadi ketidakadilan didalamnya. Dari laporan tersebut, menggambarkan seolah-olah HR department lah yang paling baik dalam urusan kedisiplinan, sehingga mereka tidak masuk dalam daftar laporan tersebut. Padahal seperti yang diketahui oleh semua pihak, HR department lah yang paling sering terlambat dan tidak disiplin. Hal itu bukan saja terjadi pada anggota nya tetapi juga Direktur HR nya. Dimana seharusnya mereka menjadi contoh dan panutan untuk karyawan yang lain dalam hal kedisiplinan. Selain itu, penghitungan persentase keterlambatan tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Informasi presentase keterlambatan setiap departemen :
Department                             % Keterlambatan
  1. Accounting                              3,37 %
  2. Merchandiser                           3,26 %
  3. Retail Office                            2,84 %
  4. IT                                             2,42 %
  5. Corsec                                      1,58 %
  6. Industrial                                  1,58 %
  7. Distributor                                1,26 %
  8. Adv and store                           1,16 %

KESIMPULAN :
Dari kasus dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai orang yang berkecimpung di dalam departemen SDM seharusnya bisa lebih bersikap adil. Baik itu tujuannya untuk perusahaan atau pun untuk karyawan yang berada dibawah naungan mereka. Selain itu, mereka juga harus bersikap tegas dan bertumpu pada peraturan yang memang telah mereka buat agar semua bisa berjalan sesuai dengan fungsiya. Sehingga kejadian yang sama tidak akan terulang terus-menerus.

SOLUSI :
  1. Seharusnya orang-orang yang masuk ke dalam departemen SDM, terlebih dahulu memberikan contoh yang baik dengan menaati semua peraturan yang bersumber dari mereka sendiri. Dengan begitu, karyawan yang lain akan secara otomatis bisa mengikutinya.
  2. Harus ada punishment yang jelas untuk orang-orang yang tidak pernah disiplin, serta diberikannya juga reward sebagai tanda penghargaan bagi orang-orang yang selalu menaati peraturan.
  3. Seharusnya dibuat peraturan yang jelas tentang masalah keterlambatan baik itu dengan meminta izin terlebih dahulu ataupun tidak agar perhitungan nya menjadi lebih adil.

DAFTAR PUSTAKA :




KASUS KEDUA (Masalah keragaman perkejaan dan professional) :
Didalam suatu perusahaan atau organisasi, pasti ada saja masalah yang terjadi didalamnya. Tidak semua berjalan dengan mulus seperti yang diinginkan atasan maupun bawahan. Banyak sekali perbedaan pendapat dan opini dari masing-masing individu mengenai proses berjalannya kondisi dari pekerjaan tersebut, seperti masalah SDM dalam perusahaan pada PT. Ruyung Karya Mandiri. Pak Aswani yang berkerja sebagai HR dalam perusahaan tersebut menyampaikan bahwa banyak masalah yang ia hadapi terkait dengan hubungan dengan kepegawaian diantaranya banyak karyawan yang pindah kerja dan Pak Asmawi terkadang merasa sangat kewalahan dengan mempekerjakan karyawan baru. Karyawan baru tersebut harus mulai memperlajari segala sesuatu dari awal dan menurut beliau ini bisa menjadi masalah besar ketika perusahaan ini sedang mendapatkan permintaan pengiriman tenaga kerja. Selanjutnya, permasalahan yang umum terjadi adalah upah atau gaji yang sering kali dinilai terlalu rendah. Dan yang terakhir ialah konflik yang sering terjadi antara expatriat atau staff asing yang ditempatkan oleh perusahaan yang menjalin kerjasama dengan PT. Ruyung Karya Mandiri dengan kayawan setempat. Beberapa karyawan mengaku bahwa terkadang bahwa perbedaan budaya yang seringkali mengakibatkan munculnya kesalahpahaman. Beberapa tahun lalu, PT. Ruyung Karya Mandiri menjalin kerjasama dengan salah satu hotel di Dubai dalam mencari waitres serta room cleaning service untuk hotel tersebut. Sekitar 3 orang delegasi dari Dubai pun ditugaskan ke Jakarta untuk menyeleksi calon kandidat, karena perbedaan budaya dimana orang Dubai berbicara memang dengan nada keras dan lantang beberapa karyawan merasa bahwa mereka diperlakukan tidak baik. Padahal orang Dubai tidak bermaksud demikian, hal tersebut karena kebiasaan menggunakan intonasi yang tinggi.

ANALISIS KASUS :
Melihat dari beberapa permasalahan yang terjadi oleh Bpk Asmawi pada PT. Ruyung Karya Mandiri permasalahan ini semua bersumber kepada rendahnya gaji karyawan sehingga membuat karyawan menjadi tidak mempunyai tanggung jawab dan mudah untuk tergoda dengan penawaran kerja ditempat lain yang menawarkan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi dari pada PT. Ruyung Karya Mandiri. Padahal dengan merekrut karyawan baru sebenarnya akan membuang lebih banyak waktu untuk mengajari dari awal hal-hal mendasar pada perusahaan yang secara tidak langsung sama saja dengan pemborosan pada materi dan biaya tambahan.

SOLUSI :
Untuk mengatasi hal ini perusahaan tidak harus selalu menaikkan gaji tapi dapat digantikan dengan memberikan kebebasan pada karyawan untuk dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga mereka merasa memiliki wewenang dan tanggung jawab atas pekerjaannya. Selain itu, pemberian jaminan kesehatan dan pendidikan bagi yang sudah memiliki anak juga perlu sebagai bentuk fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Selanjutnya, kesalahpahaman dan konflik pada expatriat dan staff asing, dapat dilakukan dengan menjelaskan mengenai perbedaan budaya, karakteristik, pengharapan, dan etika dari masing-masing budaya sehingga nantinya dapat meminimalisir konflik yang terjadi untuk mencapai tujuan dari kedua belah pihak.

Salah satu cara pengelolaan SDM yaitu dengan cara pemetaan SDM. perrusahaan melakukan pemetaan SDM, agar memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan dan kompetensi tiap karyawan. sehingga penggolongan tingkat karyawan dapat dilakukan dengan baik dan benar. pemetaan SDM biasanya untuk mengukur kecepatan kerja, ketelitian, ketahanan kerja, daya analisis, kepribadian, kepemimpinan, minat pekerjaan serta kesesuaian terhadap job specification dari suatu jabatan. Dalam sebuah organisasi memang harus lebih jeli dalam mengamati dan menganalisis SDM nya sehingga dapat diketahui secara jelas siapa SDM yang benar-benar berkarya dengan baik dan inovatif dalam perusahaan, atau malah individu yang tidak banyak berkontribusi dalam perusahaan.

CONTOH KASUS :

Selasa, 08 November 2016

Kelemahan dan Keuntungan Rekrutmen dan Alat ukur

Nama              : Astri Kartikasari
Kelas               : 3PA11
NPM               : 11514757
Mata kuliah   : PSIKOLOGI MANAGEMEN


A.    Keuntungan dan Kelemahan Rekrutmen Internal dan Eksternal
1.      Keuntungan Rekrutmen Internal         :

1.      Meningkatkan moral kerja & kedisiplinan karyawan, karena ada kesempatan promosi.
2.      Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan.
3.      Biaya perekrutan relatif kecil, karena tidak perlu memasang iklan.
4.      Waktu perekrutan relatif singkat.
5.      Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
6.      Kestabilan karyawan semakin baik.
Kelemahan Rekrutmen Internal          :
1.      Kewibawaan karyawan yang dipromosikan itu kurang.
2.      Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru dalam perusahaan.

2.      Keuntungan Rekrutmen Eksternal       :

1.      Kewibawaan pejabat relatif baik.
2.      Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang lebih baik.
Kelemahan Rekrutmen Eksternal        :
1.      Prestasi karyawan lama cenderung turun, karena tidak ada kesempatan untuk promosi.
2.      Biaya perekrutan besar, karena iklan dan seleksi.
3.      Waktu perekrutan relatif lama.
4.      Orientasi dan induksi harus dilakukan.
5.      Turnover cenderung akan meningkat.
6.      Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui.
B.     Alat ukur yang digunakan pada tahap seleksi karyawan

1.      Tes Interlektual terdiri dari       :          
·         CFIT (Culture Fair Intelegence Test) = untuk mengungkap kemampuan mental umum
·         TIU (Tes Intelegensi Umum) = untuk mengungkap kemampuan mental umum
·         TKD (Tes Kemampuan Dasar) = untuk mengukur kemampuan dasar individu
·         AA (Army Alpha) = untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang
·         ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) = untuk mengetahui kemampuan administrasi dan keuangan
·         IST (Tes inteligensi) yang terdiri dari 9 subtes didasarkan pada
anggapan bahwa strutktur inteligensi tertentu cocok dengan pekerjaan
atau profesi tertentu.

2.      Tes Kepibadian terdiri dari :

·         EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) = untuk mengukur
kepribadian orang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor)
·         DAM&BAUM = Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) ; untuk
mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja
·         WARTEGG = untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek
·         Tes Pauli = untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya
tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali diri)
·         KRAEPLIEN = untuk mengungkap ketelitian,kecepatan, kestabilan dan
ketahanan kerja
·         RM (The Rothwell Miller) = untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan
·         PAPI Kostick = untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang
masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need
atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik. Konfigurasi yang
diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role; dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.