Jumat, 01 Mei 2015

Persepsi ketika Seseorang Memanggil

Persepsi ketika Seseorang Memanggil

Pengetian pesepsi menurut para ahli :

1.      Bimo Walgito menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.

2.      Davidoff  berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.

3.      Bower memberikan definisi yang hampir sama dengan kedua tokoh di atas bahwa persepsi adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu.

Persepsi dalam arti sempit : adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu . Dalam arti luas : adalah pandangan atau pengertian , yaitu bagaimana seeseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diteriman oleh alat indera seperti mata, telinga, dan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa prsepsi merupakan suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia. Misalnya pada waktu seorang melihat sebuah gambar, membaca tulisan, atau mendengar suara tertentu, ia akan melakukan interprestasi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dan relevan dengan hal-hal itu.
Presepsi mencakup dua proses yaitu bottom-up atau data driven processing (aspek stimulus), dan top-down atau conceptually driven processing (aspek pengetahuan seseorang). Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek itu. Ada tiga aspek dalam presepsi yang dianggap sangat relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.

Contohnya           :

Hal yang sering terjadi, saat saya berada di suatu tempat yang ramai, ntah itu di pinggir jalan,di suatu pertokoan, atau di tempat umum lainnya, saat saya mendengar ada yang terdengar memanggil atau menyebutkan nama saya seperti "Astri", maka dengan refleks saya akan berpaling ke arah sumber suara tadi, padahal saya sama sekali tidak tahu dan tidak familiar dengan pemilik suara tadi yang ntah benar memanggil saya atau tidak. Setelah saya melihat orang yang manggil nama saya tadi, saya pun merasa malu, karena benar sekali, yang dipanggil oleh orang tadi bukan saya, melainkan temannya, yang saya yakin memiliki nama yang sama dengan saya. Karena nama tersebut adalah nama yang sama seperti nama saya, maka dari itu saya refleks menolehkan kepala saya bahkan membalikkan badan ketika ada seseorang yang menyebutkan nama saya tersebut.
Jadi saat saya mendengar nama saya dipanggil itu merupakan sensasi, sedangkan persepsinya adalah saya merasa bahwa seseorang memanggil saya, dan segera mencari orang yang memanggil nama saya tadi.  

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi          :

      1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri       individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
  • Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
  • Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
  • Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
  • Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
  • Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana      seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
  • Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
      2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
  • Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
  • Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
  • Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
  • Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
  • Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Proses Persepsi          :

1.              Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.              Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.

3.              Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi dalam. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

Motivasi saat Malas Kuliah

Motivasi saat Malas Kuliah

            Motivasi adalah sebuah dorongan yang memiliki sebuah arah untuk mencapai sebuah tujuan. Dimana dorongan tersebut yang menciptakan sebuah perilaku atau sikap, yang didalamnya terdapat acuan atau pedoman untuk mencapainya. Motivasi secara tidak langsung dibutuhkan dan membutuhkan untuk setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya     :
            Ketika saya malas untuk masuk kuliah pada hari tertentu, saya memotivasi diri saya sendiri dengan mengingat bahwa biaya kuliah yang sudah di keluarkan untuk saya kuliah dari orang tua saya tidak sedikit. Saya memikirkan betapa tidak baiknya saya ketika saya tidak masuk kuliah dan saya hanya bersantai-santai di kamar kost. Padahal banyak hal positif yang dapat saya dapatkan di kampus. Tidak hanya ilmu dari dosen, dengan saya masuk kuliah saya dapat bertemu dengan teman-teman, dan saya bisa menghabiskan waktu saya untuk bercanda atau menyelesaikan tugas-tugas saya yang belum selesai bersama teman-teman. Selain itu ketika saya tidak masuk kuliah atau hanya bersantai di kamar kost, saya secara langsung, tidak mendapat informasi tertantu dari kampus atau dosen saya. Semakin saya malas untuk menunda masuk kelas, saya juga semakin memperbanyak tugas-tugas yang belum saya selesaikan. Maka dari itu saya mendapat motivasi baru dalam diri saya. Tidak hanya itu, saya juga mendapat motivasi dari luar, karena mengapa teman saya rajin ke kampus sedangkan saya sendiri tidak rajin. Itu salah satu motivasi postif yang saya dapat dari dalam diri dan dalam luar pribadi saya. Ketika saya malas untuk datang kuliah.

Beberapa teori mengenai motivasi   :

·         Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.

·         Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

·         Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

·         Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.

·         Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

Hal-hal yang dapat menghilangkan motivasi         :
1.      Menjadi Perfeksionis
Bukan hal yang buruk jika Anda mengharapkan hasil sempurna dari apa yang Anda lakukan. Masalah muncul saat Anda terlalu terobsesi untuk mencapai kesempurnaan itu sendiri. Banyak efek buruk yang dihasilkan oleh sikap perfeksionis ini. Salah satunya adalah tuntutan besar untuk hasil sempurna. Ini akan menggangu perhatian dan fokus Anda untuk mengejar tujuan Anda. Akibatya, Anda hanya akan fokus ke satu hal dan mengabaikan hal penting lainya.
2.      Membandingkan Diri Sendiri Dengan kelemahan atau kelebihan Orang Lain
Ini adalah satu kebiasaan yang sangat menjatuhkan motivasi banyak orang. Orang yang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, cepat atau lambat akan kehilangan motivasi. Ini akan membuat Anda malas untuk bertindak dan lebih suka menunda-nunda pekerjaan. Daripada selalu membandingkan kelemahan dan kelebihan mereka, akan sangat bijak jika Anda mencari tahu rahasia mengapa mereka bisa mencapai karier yang gemilang. Ini justru akan menumbuhkan motivasi Anda untuk bertindak atau belajar lebih banyak bagaimana cara mengembangkan diri Anda.
3.      Tidak Percaya Akan Diri Anda Sendiri
Jika Anda tidak bisa percaya kepada diri Anda sendiri, siapa lagi yang bisa mempercayai Anda? Berhentilah untuk berpikir bahwa Anda tidak yakin pada diri dan kemampuan Anda.  Anda harus mencapai tujuan Anda. Jangan buang waktu dan energi Anda untuk menjatuhkan diri Anda sendiri. Saat motivasi Anda jatuh, ingatlah kembali hal-hal yang Anda kerjakan dengan baik yang membuat Anda merasa berharga dan yakin akan diri Anda sendiri. Ini bisa mendongkrak motivasi Anda kembali. Inilah hadiah yang bisa Anda berikan kepada diri Anda sendiri. Ini akan membuat motivasi Anda terjaga dengan baik untuk mencapai tujuan Anda.
4.      Melakukan Semuanya Sekaligus
Banyak orang melakukan hal yang mereka anggap penting sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Mereka melihat semua penting untuk dilakukan. Sayangnya, dalam prosesnya mereka kehilangan banyak energi dan fokus mereka menjadi terpecah. Sikap ini akan menurunkan motivasi mereka sendiri. Dalam hidup tidaklah seperti itu. Anda harus menentukan prioritas dan mencapainya satu-persatu. Saat Anda mencapai satu tujuan maka akan memudahkan Anda mencapai tujuan selanjutnya. Ini juga akan menguatkan keyakinan Anda bahwa Anda mampu mencapai tujuan Anda.
5.      Tidak Mendorong Diri Anda Sendiri
Saat motivasi Anda tinggi, Anda kalanya Anda melakuakan segala sesuatunya dengan sangat baik. Sampai-sampai Anda tidak menyisakan energi Anda untuk hal yang sama di esok hari. Tapi saat motivasi Anda rendah, Anda mulai bermalas-malasan dengan banyak alasan yang masuk akal yang membuat Anda berhenti untuk mencoba. Ini akan memperburuk kondisi Anda. Jika Anda mulai terpikir untuk berhenti, cobalah lakukan satu tindakan nyata lagi dan lagi sampai Anda merasa terbiasa. Doronglah diri Anda untuk malakukannya. Satu hal yang buruk untuk diri Anda sendiri adalah ketika Anda berbalik ke posisi awal di mana Anda telah melangkah maju. Sampai kapan Anda harus melakukan hal ini? Ini justru akan menghambat kemajuan Anda sendiri. Satu hal yang perlu Anda pahami adalah semua butuh proses.
6.      Mudah Terganggu Oleh Kondisi Luar
Motivasi yang tinggi bisa menjadi rendah saat seseorang tidak bisa mengendalikan diri dari godaan luar. Godaan yang sangat menyenangkan dan penuh dengan nikmat sesat. Berapa kali Anda lupa waktu untuk mengerjakan tugas saat duduk menonton TV, membuka Youtube dan berselancar di sosial media menyapa dan bercanda gurau dengan teman-teman Anda? Ini justru terlihat sepele tetapi sangat menyita banyak waktu Anda. Akibat tindakan yang sepele ini bisa berakibat rasa bersalah pada diri Anda sendiri yang membuat motivasi Anda jatuh. Untuk mengatasi masalah ini, Anda harus membuat jadwal yang tepat akan semua pekerjaan yang perlu Anda bereskan. Satu hal yang lebih penting, Anda harus komitmen dengan diri Anda sendiri atas jadwal yang telah dibuat.
7.      Tidak Punya Tujuan Yang Ingin Diraih
Inilah faktor utama yang sering membuat motivasi seseorang rendah. Inilah alasan mengapa seseorang tidak bisa mempertahankan motivasinya dalam waktu yang lama. Anda tidak akan memilliki motivasi yang tinggi jika Anda tidak tahu apa yang ingin Anda raih. Agar motivasi Anda tetap tinggi, yang perlu Anda lakukan adalah membuat satu atau dua tujuan yang harus Anda capai