TUGAS
Tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikoterapi (Softskill) mengenai
Gangguan
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Semester 6
Semester 6
Tahun 2017
OLEH :
Astri
Kartikasari/11514757/ 3PA11
UNIVERSITAS GUNADARMA
JL. Akses, Kelapa Dua, Cimanggis 16451 Telp/Ext.
(021)8710561/8727541. 106. Depok - Jawa barat
DEPOK – JAWA BARAT
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)
Pengertian :
ADHD adalah
singkatan dari Attention
Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan pada perkembangan
otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah
memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention
Deficit Disorder.
ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja
bahkan pada orang dewasa. Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa
kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen
anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan
yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi
(under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin
hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga
depresi kronis.
Gejala :
Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang.
Gejalanya biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga
gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:
·
Tidak bisa bermain dengan tenang
·
Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika
duduk
·
Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
·
Tidak bisa duduk dengan tenang
Inattention atau bermasalah pada perhatian
Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:
Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:
·
Sangat susah untuk memusatkan perhatian
·
Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya
·
Perhatiannya sangat mudah teralihkan
·
Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang
memperhatikan
·
Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
·
Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu
·
Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur
Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
·
Kesulitan untuk menunggu giliran
·
Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi
kesempatan
·
Sering menginterupsi orang lain
·
Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di
tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.
Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa
terjadi pada penderita ADHD, antara lain:
·
Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan
·
Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
·
Kurangnya rasa percaya diri
·
Kemampuan mengorganisasi yang buruk
·
Cepat bosan
·
Gelisah
·
Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan
Penyebab ADHD :
Penyebab pasti ADHD belum
diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek penelitiannya pada
kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap
mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:
·
Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
·
Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
·
Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.
Pengobatan dan Penanganan
ADHD :
Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat
beberapa tindakan atau penanganan bagi penderita ADHD. Pengobatan di sini
berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol gejala-gejala ADHD.
Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan kemampuan sosial,
meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja, meningkatkan rasa percaya diri
anak, dan menjaga penderitanya dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri
sendiri.
Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan
ataupun terapi. Obat-obatan yang sering diberikan oleh dokter biasanya berupa
stimulan, yang digunakan untuk membantu mengontrol sikap hiperaktif dan
impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau perhatian.
Terapi :
Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum
diberikan pada penderita ADHD. Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan
kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan juga terapi kognitif.
Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa pengenalan
terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan
yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak
penderita ADHD.
Di samping obat, penanganan ADHD dapat dilengkapi dengan
terapi. Metode ini juga berguna untuk menangani gangguan-gangguan lain yang
mungkin menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis terapi
yang bisa menjadi pilihan meliputi:
·
Terapi perilaku kognitif atau
CBT (cognitive behavioural therapy). Terapi ini akan
membantu penderita ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi
masalah atau situasi tertentu.
·
Terapi psikologi. Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi
ini, misalnya kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD dan mencari
cara untuk mengatasi gejala.
·
Pelatihan interaksi sosial. Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk
memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.
Orang-orang yang dekat dengan
penderita ADHD seperti orang tua, saudara, serta guru juga membutuhkan
pengetahuan serta bantuan agar dapat membimbing para penderita. Berikut ini
beberapa jenis terapi dan pelatihan yang mungkin dapat berguna :
·
Terapi perilaku. Dalam terapi ini, orang tua serta perawat penderita ADHD
akan dilatih untuk menyusun strategi guna membantu si penderita dalam
berperilaku sehari-hari dan mengatasi situasi yang sulit. Misalnya dengan
menerapkan sistem pujian untuk menyemangati pasien.
·
Program pelatihan dan
pengajaran untuk orang tua. Selain
membantu orang tua untuk lebih memahami perilaku penderita ADHD, langkah ini
dapat memberikan gambaran tentang bimbingan spesifik yang dibutuhkan penderita.
ADHD memang tidak bisa disembuhkan, tapi
diagnosis dan penanganan yang tepat sedini dapat membantu penderita untuk
beradaptasi dengan kondisinya sekaligus kehidupan sehari-hari.