Selasa, 11 April 2017

Tugas Psikoterapi Kedua. Gangguan Psikologi - ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) + Terapi

TUGAS
Tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi (Softskill) mengenai Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Semester 6
Tahun 2017


OLEH :
Astri Kartikasari/11514757/ 3PA11
UNIVERSITAS GUNADARMA

JL. Akses, Kelapa Dua, Cimanggis 16451 Telp/Ext. (021)8710561/8727541. 106. Depok - Jawa barat
DEPOK – JAWA BARAT




ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Pengertian      :
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder.
ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga depresi kronis.
Gejala :
            Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya  yang biasanya tampak adalah:
·         Tidak bisa bermain dengan tenang
·         Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika duduk
·         Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
·         Tidak bisa duduk dengan tenang
Inattention atau bermasalah pada perhatian
            Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:
·         Sangat susah untuk memusatkan perhatian
·         Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya
·         Perhatiannya sangat mudah teralihkan
·         Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang memperhatikan
·         Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
·         Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu
·         Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur
Impulsif
            Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir  (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
·         Kesulitan untuk menunggu giliran
·         Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan
·         Sering menginterupsi orang lain
·         Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.
Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita ADHD, antara lain:
·         Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan
·         Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
·         Kurangnya rasa percaya diri
·         Kemampuan mengorganisasi yang buruk
·         Cepat bosan
·         Gelisah
·         Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan
Penyebab ADHD      :
            Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:
·         Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
·         Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
·         Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.

Pengobatan dan Penanganan ADHD         :

Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan bagi penderita ADHD. Pengobatan di sini berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol gejala-gejala ADHD. Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja, meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menjaga penderitanya dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri.
Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan ataupun terapi. Obat-obatan yang sering diberikan oleh dokter biasanya berupa stimulan, yang digunakan untuk membantu mengontrol sikap hiperaktif dan impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau perhatian.
Terapi :
Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada penderita ADHD. Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan juga terapi kognitif. Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa pengenalan terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak penderita ADHD.
Di samping obat, penanganan ADHD dapat dilengkapi dengan terapi. Metode ini juga berguna untuk menangani gangguan-gangguan lain yang mungkin menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis terapi yang bisa menjadi pilihan meliputi:
·         Terapi perilaku kognitif atau CBT (cognitive behavioural therapy). Terapi ini akan membantu penderita ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu.
·         Terapi psikologi. Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD dan mencari cara untuk mengatasi gejala.
·         Pelatihan interaksi sosial. Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.

            Orang-orang yang dekat dengan penderita ADHD seperti orang tua, saudara, serta guru juga membutuhkan pengetahuan serta bantuan agar dapat membimbing para penderita. Berikut ini beberapa jenis terapi dan pelatihan yang mungkin dapat berguna :
·         Terapi perilaku. Dalam terapi ini, orang tua serta perawat penderita ADHD akan dilatih untuk menyusun strategi guna membantu si penderita dalam berperilaku sehari-hari dan mengatasi situasi yang sulit. Misalnya dengan menerapkan sistem pujian untuk menyemangati pasien.
·         Program pelatihan dan pengajaran untuk orang tua. Selain membantu orang tua untuk lebih memahami perilaku penderita ADHD, langkah ini dapat memberikan gambaran tentang bimbingan spesifik yang dibutuhkan penderita.

ADHD memang tidak bisa disembuhkan, tapi diagnosis dan penanganan yang tepat sedini dapat membantu penderita untuk beradaptasi dengan kondisinya sekaligus kehidupan sehari-hari.